Debat Publik Pilgub Kalbar
Ditanya Mengenai Stunting, Jawaban Karolin Cemerlang
Menurut Karolin, terkait stunting lebih banyak kewenangan kabupaten kota, sehingga yang ada digaris terdepan adalah kabupaten kota.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Paslon Cagub-Cawagub Kalbar nomor urut 2, Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot kembali mendapat pertanyaan yang sama dari moderator debat, Syf Ema Rahmaniah Al-Mutahar.
Menurut moderator, hasil pemantauan status gizi, untuk balita stunting lebih tinggi daripada nasional, hal ini berdampak pada produktifitas kerja.
Maka dari itu, ia pun bertanya bagaimana langkah strategis paslon untuk meningkatkan SDM guna menuju bonus demografi 2030.
Baca: Ini Strategi Midji Percepat Sambungan Listrik Kalbar
Menurut Karolin, terkait stunting lebih banyak kewenangan kabupaten kota, sehingga yang ada digaris terdepan adalah kabupaten kota.
Jika seperti di Landak yang dipimpinnya, untuk mengatasi stunting satu diantara caranya adalah mensinergikan dengan kampung KB atau BKKBN.
Masalah stunting, kata dia, kemiskinan bukanlah penyebab nomor 1, stunting namun karena ketidaktahun ibu mengenai sumber gizi.
Pemerintah pusat, menurutnya juga punya projek percontohan 1000 desa terkait stunting.
Maka dari itu, jika terpiluh pihaknya akan bersinergi program dari pusat agar dapat berjalan dengan baik, jika baik, maka stunting perlahan tapi pasti dapat diperbaiki.
Kemudian selain itu, Karolin pun menuturkan akan menggali sumber pangan lokal, makan keladi kacang-kacangan untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Setiap daerah menurutnya ada pangan lokal dapat ditingkatkan kembalo sehingga anak dapat menjadi lebih baik dan berkualitas.