Beban Kerja Tinggi, Bertahan atau Resign?

Sebagai karyawan yang bekerja diatas suatu perusahaan kita akan diberikan tugas-tugas tertentu.

Penulis: David Nurfianto | Editor: Tri Pandito Wibowo
Net
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ana Sesar Andani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sebagai karyawan yang bekerja diatas suatu perusahaan kita akan diberikan tugas-tugas tertentu.

Namun, bila pekerjaan tersebut terlalu menuntut kamu bagaimana? Seperti yang ditanyakan oleh Saudara Ahmad berikut yang dijawab oleh pakar karier Chairul Fuad.

Baca: Dibantai, Pelatih AS Roma Sebut Barcelona Kejam

Pertanyaan:

Selamat pagi, kenapa ya saya merasa terlalu dituntut dalam bekerja.

Bahkan saya merasa waktu weekend saya tidak ada bersama istri dan anak.

Apakah saya lebih baik keluar dari kerjaan dan memilih untuk membuat usaha saja ya? (Ahmad, 29 tahun Tanray)

 

Baca: Sibuk Berpolitik, Ahok Tak Sadar Istri Ditikung Cowok Lain, Sampai Veronica Berani Berbuat Ini

Jawaban: 

Selamat pagi Saudara Ahmad, apa yang Anda tanyakan cukup menarik sebab ada kalimat “saya merasa…….dst”.

Kita sadar bahwa tuntutan kerja yang tinggi apalagi diluar kapasitas seseorang akan menimbulkan beban kerja dan bahkan dapat menimbulkan stres kerja yang ditandai dengan gelala antara lain: perasaan negatif terhadap pekerjaan, ingin meninggalkan pekerjaan, keliru dalam menyelesaikan pekerjaan, cepat merasa lelah (fisik dan sikologis/perasaan), emosi labil (kadang cepat marah), merasa ragu, dan jika berat bisan menyebabkan saki-sakitan. Dengan demikian pasti bekerja tidak enjoy/happy.

Advis saya : Coba ditelusuri lebih dalam lagi, apakah memang benar Anda dituntut, dan mengapa Anda dituntut dalam bekerja.

Apakah tuntutan itu melebihi beban kerja/kapasitas yang ada.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved