Sikapi Kejahatan Skimming BRI, Dewan Minta BI dan OJK Cepat Tanggapi Sistem Keamanan

Anggota Komisi XI DPR-RI Dapil Kalbar yang membidangi Keuangan, Perencanaan, Pembangunan, dan Perbankan, H Sukiman juga angkat bicara

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
TRIBUPONTIANAK.CO.ID/WAHIDIN
Anggota Komisi XI DPR-RI Dapil Kalbar yang membidangi Keuangan, Perencanaan, Pembangunan, dan Perbankan, H Sukiman 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Terjadinya praktik kejahatan duplikasi kartu debit dengan cara skimming pada mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang menimpa nasabah Bank BRI memang sempat membuat keresahan sejak beberapa waktu lalu.

Anggota Komisi XI DPR-RI Dapil Kalbar yang membidangi Keuangan, Perencanaan, Pembangunan, dan Perbankan, H Sukiman juga angkat bicara terkait skimming yang sedang menjadi perhatian dunia perbankan.

Sukiman menyampaikan bahwa Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai porsi pengawasan dan monitoring terkait transaksi yang ada di perbankan, termasuk security atau keamanannya.

Baca: Terjadi Pemblokiran ATM, DPRD Singkawang Kecewa Pelayanan Bank BRI

"Termasuk juga transaksi yang ada diperbankan kita, security atau keamanannya harus terjamin. Sekarang BRI memang ada sedikit persoalan tapi tidak keseluruhan. Saya pikir ini menjadi PR kita karena menjadi mitra kerja dari Komisi XI," katanya, Rabu (28/3/2018) pagi.

Menurutnya, kejahatan skimming ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Bank BRI saja, namun juga beberapa Bank lainnya. Dia mengatakan, bahwa memang terjadi transaksi yang tidak memiliki keamanan yang memadai.

Meskipun demikian, ia berharap terhadap masyarakat, utamanya nasabah tetap tenang. Sehingga memberikan kepercayaan kepada instansi terkait seperti Kepolisian, OJK, dan BI supaya bersinergi dalam menyikapi hal ini.

"Kita dari Komisi XI yang membidangi hal ini akan kita sampaikan kepada Badan Anggaran, Sebab keamanan dalam transaksi perbankan termasuk ATM dan tabungan rakyat ini harus diberikan jaminan kepastian," katanya.

Dengan berkembang pesatnya era teknologi, ia menilai akan menjadi pertimbangan utama dalam meningkatkan security dalam transaksi. Sebab dengan sistem keamanan yang kurang memadai, akan membuat nasabah was-was.

"Sebab ini menyangkut kepercayaan nasabah. Kita berharap ini menjadi perhatian, karena menyangkut keamanan tabungan para nasabah kita dan juga akan menjadi pelajaran yang berharga bagi Perbankan kita," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved