Antoni Saputra, Kisah Difabel Indonesia yang Tempuh S2 dan S3 di Australia
Kemudian S-2 dia menempuhnya di Griffith University Queensland dengan beasiswa disability package Australia Award dari Pemerintah Australia.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PADANG - Keterbatasan fisik tidak menjadi halangan untuk meraih prestasi.
Prinsip ini benar-benar dipegang oleh Antoni Saputra.
Dia terlahir sebagai difabel jenis physical impairment dengan specific congenital muscular dystrophy.
"Saya hanya bisa menggerakkan kepala dan gerakan jari yang terbatas," ujar Antoni.
Meski begitu, Antoni tidak menjadikan keterbatasannya sebagai penghalang.
Sejak jenjang S-1 hingga S-3, dia langganan meraih beasiswa.
Baca: Tagih Janji Suzuki Produksi Lokal Ignis
Ketika S-1, Antoni berkuliah di Universitas Andalas, Padang, dengan beasiswa Bung Hatta.
Kemudian S-2 dia menempuhnya di Griffith University Queensland dengan beasiswa disability package Australia Award dari Pemerintah Australia.
Lalu pada jenjang doktoral, pria kelahiran Bukittinggi tersebut berkuliah di University of New South Wales, Sydney, dengan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Antoni berkata, dia ingin maju di pendidikan.
"Saya bukan orang yang suka melakukan sesuatu setengah-setengah. Saya harus menjalankannya semaksimal mungkin," paparnya.
Baca: H Isam Juragan Batubara Kalimantan, dari Umrohkan 250 Guru SMP hingga Istananya Yang Bikin Melongo
Semua perjuangan yang dilaluinya memberikan tantangan tersendiri, khususnya ketika S-1, kampusnya tidak mempunyai akses untuk difabel seperti dirinya.
"Untungnya, saya mendapatkan banyak teman yang mau membantu. Mereka membopong saya di atas kursi roda, naik turun tangga ke ruang kuliah," kenang Antoni.