MUI Sambas Ajak Sikapi Isu Yang Berkembang Secara Bijak
Menurutnya, selama ulama diposisi yang dihormati, insya Allah negeri ini akan baik dan aman
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Ketua MUI Sambas, H Syamsuri Syafiuddin menyambut baik adanya Rapat Koordinasi (Rakor) pengawasan aliran kepercayaan dan aliran keagamaan tahun 2018 yang digelar Kejaksaan Negeri (Kejari) Sambas di aula Kejari Sambas, Selasa (20/2/2018).
"Cukup baik untuk menghargai setiap pendapat, kemudian menjelaskan kepada para peserta, kelompok-kelompok mana yang bisa membahayakan umat," ungkapnya usai rakor, Selasa (20/2/2018).
Syamsuri menegaskan, isu-isu yang berkembang di Ibukota Jakarta, tentunya harus dipisahkan, dan tidak perlu disikapi secara berlebihan di daerah.
(Baca: Sutarmidji: Banyak Daerah di Kalbar Perlu Jalan dan Jembatan yang Bagus untuk Tingkatkan Ekonomi )
"Di Sambas sampai saat ini Alhamdulillah kondisinya bagus. Kalau di pusat itu kan lain ceritanya, ada ulama yang dibacok, ditikam dan dibunuh. Tetapi Alhamdulillah di Sambas itu tidak ada. Dan kita tidak boleh ikut-ikutan seperti itu, kami harapkan kepada semua masyarakat untuk mrnghargai ulama sebagai pewaris nabi," jelasnya.
Menurutnya, selama ulama diposisi yang dihormati, insya Allah negeri ini akan baik dan aman.
"Tetapi, selama ulama di uber-uber, ditindas, disakiti. Kita akan dapat bala' dari Allah SWT. Jadi segala sesuatu yang terjadi selama ini, serahkan proses hukumnya kepada aparat yang berwenang. Dan kami meminta kepada pihak kepolisian mencari dalangnya siapa sebenarnya," tegasnya.
Insiden yang terjadi menimpa sejumlah tokoh agama tersebut, menurutnya sangat berbahaya jika dibiarkan berlarut-larut.
"Nanti ngaku gila, bunuh orang, ngaku gila lagi lalu bunuh orang. Apakah benar gila? Jadi proses hukum harus berjalan. Harus ada kerjasama lintas sektoral untuk mencegah ini," ujarnya.
(Baca: Bocah Zaman Now! Berpakaian Jaket Gojek, Driver Cilik Jemput Penumpang Wanita di Pinggir Jalan )
Untuk itu, Syamsuri menegaskan seluruh pihak terkait, harus berkoordinasi dan mencerahkan ke masyarakat, bahwa peristiwa yang terjadi ini bukanlah terkait agama atau golongan tertentu dengan agama maupun golongan lain.

"Bukan, tetapi ada oknum tertentu dibelakang ini. Kita cari orang dibelakang layar ini. Ini bukan antar kelompok, bukan antar agama, antar suku, bukan," terangnya.
Sehingga menurutnya, jika akar permasalahan sudah ditemukan. Maka insya Allah bisa menciptakan kondusifitas keamanan dan ketertiban bangsa.
"Untuk di Kabupaten Sambas saat ini kondusif. Kita semua harus bekerja secara profesional, umat Islam harus profesional, jangan sampai hanyut terhadap isu-isu yang berkembang tersebut. Kita saring dan seleksi berita atau informasi yang diterima. Karena kalau tidak diseleksi, bahaya itu. Jangan sampai mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar," sambungnya.
Hadir dalam rakor tersebut, di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sambas, Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Sambas, Dewan Adat Dayak (DAD) Sambas, Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Sambas, FKUB Sambas, Kemenag Sambas, Polres Sambas, tokoh masyarakat, tokoh agama serta instansi terkait lainnya.
