Mulai Dari Tokoh Adat Hingga Akademisi Terlibat Dalam Sylva Camp
Dwi menjelaskan civitas akademika dan pemerintah daerah Kabupaten Bengkayang terlibat bersama untuk mendukung kegiatan ini.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Masing-masing kampus memiliki kegiatan berbeda untuk menutup ospek, penutupan ospek biasanya akan jadi momentum paling berkesan bagi maba, di mana banyak kesan terkenang.
Untuk menutup ospek bagi maba angkatan 2016, Fakultas Kehutanan Untan mengadakan Sylva Camp yang ke 33. Kegiatan ini akan dihelat di Dusun Madi, Desa Tiga Berkat, Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang mulai dad 26 Januari - 02 Februari mendatang.
Baca: Sylva Camp 33 Akan Sambangi Kecamatan Lumar di Bengkayang
Panitia kegiatan, Dwi Iqbal Maulana mengungkapkan kegiatan ini akan diisi dengan berbagai kegiatan seru. Adik-adik maba akan diajari "how to be forester" (HBF), mereka melakukan praktik di lapangan, ada outbound dan bakti sosial bagi masyarakat setempat.
Baca: Dor! Tonton Dua Tersangka Curas Bersimbah Darah Dilumpuhkan Polisi
"Setiap tahun kita sudah setting agar tiap satu persatu materi atau praktikum yang ada di dalam kegiatan ini, dapat membantu mahasiswa baru memahami tentang apa yang akan dipelajari di Fakultas Kehutanan dan saat bekerja di bidang kehutanan nanti," jelasnya.
Selanjutnya, para maba boleh mengikuti organisasi apa saja yang ada di kepengurusan BEM atau organisasi lainnya, berbeda dengan mahasiswa yang tidak mengikuti Sylva Camp, mereka akan sulit mengikuti setiap kegiatan yang ada di Fakultas Kehutanan.
Dukungan dari kampus hingga masyarakat setempat juga luar biasa. Dwi menjelaskan civitas akademika dan pemerintah daerah Kabupaten Bengkayang terlibat bersama untuk mendukung kegiatan ini.
Mulai dari Dekan Fakultas kehutanan, Wakil dekan III, Bupati Kabupaten Bengkayang, Kapolres Bengkayang, RSUD Bengkayang, Kepala Camat Lumar, hingga Kades Desa Tiga Berkat, Kepala Dusun Madi, serta RT dan Kepala Adat setempat.
"Yang ingin kita capaian dalam pengkaderan ini adalah terbentuknya rimbawan yang berperan aktif dan peduli terhadap perkembangan kehutanan," ujarnya.
Selain itu dia juga berharap dengan adanya kegiatan ini maka terjalin integritas antar sesama rimbawan dan lingkungan kehutanan, ini juga diharapkannya menjadi langkah awal agar terbentuknya jaringan antar-stakeholder kehutanan.
"Kita juga berharap dengan ini maka terbentuk rimbawan yang berkualitas dan memiliki rasa empati terhadap keadaan hutan masa kini," tutupnya.