Majukan Pertanian, Ekonom Indef Nilai Perlu Skema Kredit Seperti Malaysia

Bhima menambahkan kebijakan impor secara luas dari China itu didukung pula oleh pencabutan pelarangan satu anak satu keluarga...

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MASKARTINI
Bhima Yudhistira saat Entrepreneur Networking Forum di Hotel Mercure Pontianak pada Rabu (17/1/2018). 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kalimantan Barat mempunyai peluang besar untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan mengembangkan produk turunan atau hilirisasi dari minyak kelapa sawit.

Peluang besar menanti lantaran menurut, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan China membuka kran impor secara besar-besaran.

Bhima menambahkan kebijakan impor secara luas dari China itu didukung pula oleh pencabutan pelarangan satu anak satu keluarga untuk mendongkrak konsumsi negara tersebut lebih besar lagi.

Baca: Ekonom Indef Bhima Yudhistira, Kalbar Perlu Produk Turunan Sawit

"Namun kita melihat ketika ada peluang untuk mengisi pasar ekspor produk turunan CPO ke China tersebut besar, justru di sisi lain, produktivitas komoditas kelapa sawit di sejumlah daerah produsen komoditas itu cenderung stagnan dan menurun," ujar Bhima di Pontianak baru ini.

Hal tersebut kata dia karena terancam oleh faktor usia pohon kelapa sawit yang semakin uzur.

Baca: Sutarmidji Ajak Masyarakat Gelar Pilkada Sejuk dan Sehat

Tidak hanya di Kalimantan saja, di beberapa daerah lain pohon kelapa sawit kata Bhima sudah mencapai 15 meter dengan produktivitas yang terus menurun.

Oleh karena itu, ia menilai harus ada replanting pohon. Untuk peremajaan pohon, lanjut Bhima, pengusaha membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga diperlukan skema lain yang berpihak pada pengembangan kelapa sawit. Misalnya tidak memakai pinjaman dari bank umum dengan membentuk bank pertanian khusus.

"Dengan adanya kredit usaha rakyat (KUR) bank pertanian, pengusaha kelapa sawit nantinya bisa mendapatkan keringanan karena sudah diusulkan ke presiden angsuran bisa minimum satu tahun setelah proses peminjaman. Negeri tetangga, Malaysia sudah menerapkannya, yang mana negara tersebut terlibat langsung untuk pembiayaan replanting kelapa sawit," ujar Bhima.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved