Viral Sosial Media

Memprihatinkan, Akun ini Unggah Kondisi Jembatan di Desa Engkulun Nanga Taman

Sebuah akun Facebook atas nama Remo Casvarho Aviver mengunggah sebuah foto kenangan yang kondisinya sangat memperhatikan.

Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Rizky Zulham
Facebook/@Remo Casvarho Aviver
Kondisi jembatan yang diunggah oleh akun Facebook Remo Casvarho Aviver sangat memprihatikan. Jembatan tersebut berada di Dusun Leban Para Desa Engkulun Kecamatan Nanga Taman. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rivaldi Ade Musliadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Sebuah akun Facebook atas nama Remo Casvarho Aviver mengunggah sebuah foto kenangan yang kondisinya sangat memperhatikan.

Selain mengunggah, akun tersebut juga menceritakan tentang sejarah dan kondisi jembatan yang menjadi akses vital bagi masyarakat sekitar.

Dalam ceritanya tersebut, jembatan yang berusia sekitar 30 tahun ini berada di Dusun Leban Para, Desa Engkulun Kecamatan Nanga Taman.

Foto jembatan dengan kondisi sangat bahaya tersebut mendapat respon dari warganet, lebih dari 40 akun memberikan like dan komentar terhadap unggahan tersebut.

Simak cerita lengkapnya berikut ini.

Jembatan Nango Cadok (diambil dari nama tempat jembatan didirikan)

Kondisi jembatan yang merupakan akses utama warga Dusun Leban Para, Desa Nanga Engkulun, Kec. Nanga Taman, Kab. Sekadau menuju pusat Pertanian dan perkebunan tergolong ekstrem serta tidak memadai.

Kondisi jembatan yang tidak layak itu sudah berlangsung lebih dari tiga puluh tahun. Saat ini, jembatan yang menjadi akses utama warga mencari nafkah hanya berupa jembatan rapuh yang terbuat dari bambu.

Kondisi jembatan yang diunggah oleh akun Facebook Remo Casvarho Aviver sangat memprihatikan. Jembatan tersebut berada di Dusun Leban Para Desa Engkulun Kecamatan Nanga Taman.
Kondisi jembatan yang diunggah oleh akun Facebook Remo Casvarho Aviver sangat memprihatikan. Jembatan tersebut berada di Dusun Leban Para Desa Engkulun Kecamatan Nanga Taman. (Facebook/@Remo Casvarho Aviver)

Jembatan sepanjang 20 meter dan lebar kurang dari 1 meter itu hanya terbuat dari susunan bumbu yang diikat tali dengan ketinggian lebih dari 5 meter di atas permukaan air sungai.

Selain tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, jembatan yang sudah rapuh ini juga mengancam keselamatan warga yang melintas. Sebab, beberapa bambu sudah rapuh. Karena itu tidak jarang ada warga yang terperosok.

Sebagai upaya antisipasi ancaman keselamatan, setiap setahun sekali (menjelang musim panen) warga dusun Leban Para bergotong royong memperbaikinya.

Warga dusun Leban Para berharap semoga kondisi jembatan yang semakin memprihatinkan itu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah desa maupun kecamatan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved