Semangat Generasi Muda Ubah Paradigma Terhadap Petani
"Iya, saya akan bekerja di bidang pertanian. Saya ingin berupaya agar pengolahan pangan digiatkan di kalangan petani perbatasan...," katanya.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK- Pandangan masyarakat umum yang menganggap pekerjaan di bidang pertanian tidak bergengsi, tidak mematahkan keinginan Novita Elvinia untuk menekuni pendidikan di bidang pertanian.
Meski Presiden Jokowi sendiri pernah menyingung lulusan sarjana pertanian yang lebih memilih jadi bankir ketimbang bekerja di bidangnya.
Novi, sapaan akrabnya, mengambil jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, dia yang lahir dan besar di daerah perbatasan di Kabupaten Sanggau, tepatnya di Desa Semanget, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau tumbuh bersama para petani yang mayoritas bertani lada.
(Baca: Ciptakan Banyak Peluang Gol, Gabsis Tahan Imbang Jambi Dalam Piala Suratin U17 2017 )
Kedua orangtuanya juga merupakan seorang petani, di mata Novi, pekerjaan sebagai petani bukanlah pekerjaan yang tidak menghasilkan nilai ekonomi, hanya saja memang kenyataannya sampai saat ini para petani memiliki pemahaman yang sederhana mengenai kegiatan bertani dan produk yang mereka hasilkan.
Menurutnya hal inilah yang harus diperbaiki, dia yang semangat menuturkan keadaan petani perbatasan di daerahnya kepada para pemateri seminar hari pangan sedunia ke-37 tahun 2017 tampak senang setelah diminta oleh Sekretaris Tim Kajian Pengembangan Pertanian di Perbatasan, Dr. Hermanto untuk mengobrol langsung selepas makan siang di ballroom Hotel Mercure, Rabu (18/10/2017).
(Baca: Besok, Instalasi Pengolahan Air di Jalan Tirtasari Akan Diresmikan )
Ditemui sebelum makan siang, dia mengungkapkan sangat senang bisa mengikuti seminar ini.
Dia mengatakan ada banyak hal yang ingin dia bagikan terkait keadaan petani perbatasan.
Ketika ditanya apakah dia akan bekerja di bidang yang sama nanti, dengan cepat dia menganggukkan kepala.
"Iya, saya akan bekerja di bidang pertanian. Saya ingin berupaya agar pengolahan pangan digiatkan di kalangan petani perbatasan sehingga memiliki nilai yang tinggi," katanya.
Dia mengungkapkan selama ini petani di perbatasan mengalami kendala dalam memanfaatkan produk pertanian mereka, hal ini disebabkan karena terbatasnya pengetahuan yang mereka miliki.
"Banyak yang menganggap bekerja di bidang pertanian itu harus berjibaku dengan cangkul dan bekerja keras di bawah terik matahari. Padahal kan untuk mendorong perbaikan di bidang pertanian bisa dengan banyak cara, satu di antaranya adalah menjadi pengusaha, dan itu keinginan saya," paparnya.
Sebagai anak petani, dia merasa kekeliruan paradigma yang berada di tengah masyarakat harus diubah.
Karena jika dijalankan dengan tepat, usaha di bidang pertanian sangat menjanjikan.
"Bagi saya pertanian itu menarik, orang tua saya petani dan mereka mampu menyekolahkan saya, ini membuktikan kalau petani juga bisa mandiri secara ekonomi," pungkasnya.