Pembangunan Jembatan Bansir Molor, Ratusan Kontainer Sesaki Pelabuhan
Akibat lambannya pembangunan itu, 90 persen kawasan pelabuhan ditimbun oleh kontainer yang tidak bisa diangkut.
Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Lalainya pembangunan Jembatan Bansir oleh pihak pelaksana ternyata menimbulkan efek domino yang sangat luar biasa.
Akibat lambannya pembangunan itu, 90 persen kawasan pelabuhan ditimbun oleh kontainer yang tidak bisa diangkut.
Staf Sekretariat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Kalbar, Bambang Frasetya mengatakan selama Jembatan Bansir dibangun banyak permasalahan efek dari hal itu.
(Baca: VIDEO DRONE: Pembongkaran Jembatan Bansir )
"Selama Jembatan Bansir ini diperbaiki, banyak sekali permasalahan terjadi,. Masalah paling utama adalah penumpukan kontainer dipelabuhan. Karena itu terbatas, saat ini sudah 90 persen lokasi pelabuhan penuh kontainer," jelasnya, Kamis (12/10/2017).
Penuhnya pelabuhan dengan tumpukan kontainer tersebut ketika kapal datang, menurutnya mau disimpan dimana lagi kontainernya.
Ia pun mengeluhkan lambannya pembangunan Jembatan Bansir yang berada dibawah tanggung jawab provinsi tersebut.
(Baca: Apakah Anies-Sandi Akan Jenguk Ahok di Penjara? Video Ini Menjawabnya )
"Sering lewat lokasi pembangunan Jembatan Bansir, mereka tidak ada bekerja, kata orang Pontianak lebih banyak nyangkong nya dari pada kerja. Berhari-hari mereka abis bongkar jembatan nyantai sudah," kesalnya.
Setelah Wali Kota Pontianak mendesak pengerjaan dan melalui media ia baru melihat ada penambahan eksavator jadi dua namun masih tidak maksimal juga bekerja.
"Sekarang ini semua pengusaha pada mengeluh dan teriak dengan lambannya pembangunan Jembatan Bansir ini," ucapnya.
Akibat pembangunan Jembatan Bansir tersebut, mobil-mobil besar pengangkut kontainer dari pelabuhan terpaksa melalui jalan alternatif supaya tetap beroperasi.
Saat ini Bambang sebut ada 800 kendaaran besar yang keluar masuk pelabuhan untuk mengangkut barang yang ada.
"Jumlah kendaraan yang terdata di ALFI ada sekitar 800, terbagi atas Tronton dan Trailer 400 dan Truk Roda enam 400 unit. Itu semua aktif keluar masuk pelabuhan," ucap Bambang.
Mereka dari asosiasi dan para pengusaha berharap jembatan bansir segera diperbaiki.
Ia menyayangkan kalau pihak pelaksana dalam mengerjakan jembatan itu lalai.
"Kalau diperbaiki dan dikerjakan tidak masalah, ini sudah dirusak tapi tidak dikerjakan,"tegasnya.