Pembangunan Jembatan Bansir Molor, Ratusan Kontainer Sesaki Pelabuhan

Akibat lambannya pembangunan itu, 90 persen kawasan pelabuhan ditimbun oleh kontainer yang tidak bisa diangkut.

Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Pengendara sepeda motor melewati jalur sementara khusus sepeda motor di sebelah Jembatan Bansir yang dirobohkan di Jalan Imam Bonjol, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (10/10/2017) sore. Wali Kota Pontianak, Sutarmidji meradang atas pelaksanaan perbaikan jembatan yang ia anggap lambat, sedangkan batas waktu pengerjaan proyek tersebut selama 51 hari sejak tanggal 2 Oktober lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Lalainya pembangunan Jembatan Bansir oleh pihak pelaksana ternyata menimbulkan efek domino yang sangat luar biasa.

Akibat lambannya pembangunan itu, 90 persen kawasan pelabuhan ditimbun oleh kontainer yang tidak bisa diangkut.

Staf Sekretariat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Kalbar, Bambang Frasetya mengatakan selama Jembatan Bansir dibangun banyak permasalahan efek dari hal itu.

(Baca: VIDEO DRONE: Pembongkaran Jembatan Bansir )

"Selama Jembatan Bansir ini diperbaiki, banyak sekali permasalahan terjadi,. Masalah paling utama adalah penumpukan kontainer dipelabuhan. Karena itu terbatas, saat ini sudah 90 persen lokasi pelabuhan penuh kontainer," jelasnya, Kamis (12/10/2017).

Penuhnya pelabuhan dengan tumpukan kontainer tersebut ketika kapal datang, menurutnya mau disimpan dimana lagi kontainernya.

Ia pun mengeluhkan lambannya pembangunan Jembatan Bansir yang berada dibawah tanggung jawab provinsi tersebut.

(Baca: Apakah Anies-Sandi Akan Jenguk Ahok di Penjara? Video Ini Menjawabnya )

"Sering lewat lokasi pembangunan Jembatan Bansir, mereka tidak ada bekerja, kata orang Pontianak lebih banyak nyangkong nya dari pada kerja. Berhari-hari mereka abis bongkar jembatan nyantai sudah," kesalnya.

Setelah Wali Kota Pontianak mendesak pengerjaan dan melalui media ia baru melihat ada penambahan eksavator jadi dua namun masih tidak maksimal juga bekerja.

"Sekarang ini semua pengusaha pada mengeluh dan teriak dengan lambannya pembangunan Jembatan Bansir ini," ucapnya.

Akibat pembangunan Jembatan Bansir tersebut, mobil-mobil besar pengangkut kontainer dari pelabuhan terpaksa melalui jalan alternatif supaya tetap beroperasi.

Saat ini Bambang sebut ada 800 kendaaran besar yang keluar masuk pelabuhan untuk mengangkut barang yang ada.

"Jumlah kendaraan yang terdata di ALFI ada sekitar 800, terbagi atas Tronton dan Trailer 400 dan Truk Roda enam 400 unit. Itu semua aktif keluar masuk pelabuhan," ucap Bambang.

Mereka dari asosiasi dan para pengusaha berharap jembatan bansir segera diperbaiki.

Ia menyayangkan kalau pihak pelaksana dalam mengerjakan jembatan itu lalai.

"Kalau diperbaiki dan dikerjakan tidak masalah, ini sudah dirusak tapi tidak dikerjakan,"tegasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved