72 Persen Warga Sambas Berprofesi Sebagai Petani
Dengan adanya seminar pertanian ini, nantinya akan terinformasikan dan tergali apa sebenarnya masalah yang dihadapi kita dalam membangun pertanian.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, Musanif mengungkapkan, dalam seminar pertanian yang digelar DPD HKTI Kalbar, para pemateri dari berbagai bidang memaparkan strategi dan kebijakan, terutama terkait dengan pembangunan pertanian.
"Dengan adanya seminar pertanian ini, nantinya akan terinformasikan dan tergali apa sebenarnya masalah yang dihadapi kita dalam membangun pertanian. Kemudian bagaimana solusi yang diharapkan supaya masalah tersebut dapat teratasi," ungkapnya, usai seminar di Hotel Pantura Jaya, Sambas, Senin (25/9/2017).
(Baca: Atbah Harap Kabupaten Sambas Miliki Beras Dengan Brand Sendiri )
Musanif mengharapkan dari hasil akhir seminar pertanian ini, adanya masukan-masukan atau kesimpulan yang nantinya bisa menjadi bahan acuan bagi pengambil kebijakan, terutama bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas.
"Bagaimana kami menerapkan kebijakan yang bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pertanian kita. Diharapkan dengan adanya diskusi dengan berbagai latarbelakang pemateri ini, selanjutnya dapat bersinergi memberikan semacam rumusan dan kesimpulan," jelasnya.
Ia mengaku banyak ruang yang dibuka pihaknya untuk melakukan dialog atau diskusi dengan berbagai stakeholder, tidak hanya dalam forum-forum seperti seminar ini saja.
"Kami kerap berkoordinasi dengan instansi terkait, pembahasan program dengan organisasi masyarakat. Bahkan dengan kelompok tani atau petani sendiri, kami selalu membuka ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan kepada kami pemerintah daerah, bagaimana kita menghadapi permasalahan di bidang pertanian kita," terangnya.
Lanjutnya, serta bagaimana dapat mengoptimalkan segala potensi yang kita miliki. Karena potensi yang ada adalah sebuah keunggulan yang dimiliki di Kabupaten Sambas.
"Sehingga bagaimana kita mengolah potensi ini menjadi sesuatu yang bisa memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Karena sekitar 72 persen masyarakat di Kabupaten Sambas bekerja di sektor pertanian," paparnya.
Musanif menyebutkan, jika berdasarkan data, sektor tanaman pangan padi saja di Kabupaten Sambas sekitar 68.345 hektare sawah, kemudian tanaman jeruk saat ini sekitar 8.900 hektare.
"Tadi sudah saya sampaikan, luasan sawah kita 68.345 hektare, luas tanam kita 115 ribu hektare karena kan ada yang panen dua kali dan tiga kali dalam setahun. Dari 115 ribu hektare tersebut bantuan pemerintah kita sekitar 15 persen saja atau 17 ribu hekatare, selebihnya swadaya," tegasnya.
Ia menambahkan, sampai saat ini tingkat swadaya petani di Kabupaten Sambas sangat tinggi.
"Sehingga ini menjadi harapan kita, karena pemerintah dengan segala keterbatasan memberikan bantuan kepada petani ini terbatas. Kalau petani kita tidak berswadaya, swasembada pangan akan sulit kita capai. Makanya saya bilang motivasi dan semangat petani dalam berusaha tetap harus kita jaga, jangan sampai mereka nanti tidak mau lagi menekuni profesi petani," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPD HKTI) Provinsi Kalbar menggelar seminar pertanian bertemakan "Tantangan dan Arah Pembangunan Pertanian di Kabupaten Sambas Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Petani" di ruang Freshia 1 Hotel Pantura Jaya, Sambas, Senin (25/9/2017).