Puluhan Siswi SMA di Tebas Kesurupan, Benarkah Gara-gara Buang Pembalut Wanita di Toilet?
Guru dan siswa lainnya dengan sigap berupaya mengevakuasi siswi-siswi yang pingsan hingga yang sudah kesurupan.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Steven Greatness
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMAN 2 Tebas, Herwansyah membenarkan adanya puluhan siswi di sekolah tersebut yang mengalami kesurupan selama dua hari terakhir.
"Siswi semua yang kesurupan ini, kemarin itu ada sekitar 42 siswi, karena kesurupan ini sifatnya kan biasa berantai. Jika ada yang mendengarkan teriakan dari yang lain. Pokoknya setelah mendengar teriakan pertama, ada siswi yang langsung ikut juga kerasukan, ada yang menutup telinga dan ada yang menangis," ungkapnya saat dikonfirmasi tribunpontianak.co.id, Selasa (19/9/2017).
Herwansyah menguraikan, kejadian awal terjadi pada saat upacara bendera pada Senin (18/9/2-17) pagi.
Sekitar pukul 07.30 WIB, ada seorang siswi yang mengalami pingsan dan tak lama langsung kesurupan.
(Baca: Kesurupan Massal Dua Hari Berturut-turut di SMAN 2 Tebas, Sekolah Anggap Kejadian Luar Biasa )
"Terus berlanjut kepada siswi lainnya, sehingga upacara pun tidak selesai. Karena suara-suara teriakan siswi yang kesurupan sudah melengking di lapangan sekolah. Jadi kesurupan siswi ini berlanjut terus satu per satu, saat itu ada kepanikanlah jadinya," jelas Herwansyah.
Guru dan siswa lainnya dengan sigap berupaya mengevakuasi siswi-siswi yang pingsan hingga yang sudah kesurupan.
Mereka yang kesurupan berteriak histeris dan langsung dibawa ke musala sekolah.
Namun, karena tak cukupnya ruang musala menampung banyaknya siswi yang kesurupan sehingga sebagian siswi di bawa ke ruang kelas, ruang perpustakaan hingga ke ruang guru.
(Baca: Merinding! Puluhan Siswa SMAN 2 Tebas Kesurupan Massal )
"Suara teriakan melengking itu baik dari siswi yang di bawa ke kelas, maupun yang kami amankan pun berteriak, termasuk yang masih melanjutkan upacara di lapangan. Jadi pada saat itu upacara langsung kami hentikan, karena berupaya menangani siswi kesurupan ini," terangnya.
Untuk penanganan pertama, menurut Herwansyah dilakukan terlebih dahulu oleh para dewan guru dan siswa lain yang tidak kesurupan.
"Namun karena jumlahnya semakin banyak, selanjutnya kami meminta bantuan dari warga sekitar yang pandai menangani orang kerasukan. Ada 3 orang pandai yang kami panggil. Termasuk juga guru Fisika, Pak Ilman yang biasa tergabung dalam tim rukiyah membantu mengatasi ini," ungkapnya.
Kesurupan massal siswi pada hari Senin tersebut, menurutnya berlangsung cukup lama. Sejak pukul 07.30 pagi hingga sekitar pukul 11.00 WIB.