Distanbun Sintang Sebut Budidaya Lada Seperti Pelihara Bayi

Para pembudidaya harus benar-benar memastikan teknik budidaya lada harus diterapkan sesuai ketentuan

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKY PRABOWO RAHINO
Tanaman lada milik masyarakat di Kecamatan Ketungau Tengah. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Kepala Bidang (Kabid) Sarana Prasarana dan Pengendalian Hama Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Sintang Endang Gunawan mengatakan perlu ketelatenan dan upaya ekstra agar hasil yang didapatkan maksimal.

“Budidaya lada seperti miara bayi,” ungkapnya kepada Tribun, Senin (4/9/2017) pukul 09.45 WIB.

Para pembudidaya harus benar-benar memastikan teknik budidaya lada harus diterapkan sesuai ketentuan.

Namun diakui berdasarkan pemantauan lapangan, masih banyak dijumpai para petani lada yang masih belum terapkan teknik budidaya baik dan benar.

“Masih ada kesalahan pada faktor teknik budidaya. Mulai land clearing atau proses pembersihan lahan sebelum aktivitas pertanian atau perkebunan. Apakah bisa dipastikan sudah tidak ada patogen penyakit. Jika tidak bersih benar, berarti tidak steril,” terangnya.

(Baca: Pemkab Kubu Raya Garap 12 Titik Jalan Poros, Ini Harapan Rusman Ali )

Endang juga menemukan kondisi jarak tanam pohon lada sangat rapat dan tidak sesuai ketentuan 2x2,5 meter. Padahal, jarak tanaman sangat penting agar memudahkan sinar matahari menyinari tanah atau lahan kebun. Sehingga, kondisi tanah menjadi kering, tidak lembab atau becek.

“Kalau jarak rapat, sinar matahari tidak bisa maksimal memuaikan air yang menyebabkan tanah kebun lembab dan basah. Pemupukan juga akan maksimal dan cepat bereaksi pada tanah bersuhu tinggi dan tidak basah, khususnya pupuk kimia itu,” jelasnya.

Selain itu, para petani masih enggan melakukan pemangkasan batang bawah tanaman lada yang menjulur dan menjuntai hingga ke bawah tanah. Kendati diakui, batang bawah mempunyai buah paling banyak.

“Standarnya tidak ada daun menyentuh ke tanah, sehingga sinar matahari bisa menyinari tanah. Banyak faktor-faktor sepele yang diabaikan dalam teknik budidaya lada. Dan ini terus dan tetap kita sosialisasikan ke para petani. Tapi, masih banyak petani yang tidak menjalankan. Padahal tanam lada sudah sejak lama, kami jadi bingung apakah petani benar-benar paham atau tidak ingin paham,” paparnya.

Disinggung terkait penyakit busuk pangkal batang lada yang menyerang lada-lada wilayah perbatasan diakui Endang susah ditanggulangi.

Pasalnya, penyakit menyerang jaringan. Hal ini berbeda jika penyakit menyerang daun, penanganannya bisa langsung disemprot obat.

“Kalau nyerang daun bisa secara manual dipangkas atau semprot. Kalau jaringan itu susah, apalagi posisinya di bawah tanah. Kita ndak tau udah nyebar atau tidak. Memang paling utama itu adalah sistem drainase yang baik dan lakukan teknik budidaya sesuai ketentuan,” tukasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved