Berita Video

Adanya Celah Penipuan, Hati-hati Dalam Bertransaksi Elektronik Cash

Elektronik cash itu adalah salah satu inovasi dalam transaksi keuangan perbankkan dengan tujuan memudahkan melakukan pembayaran atau transfer sehingga

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kemajuan teknologi informasi sebetulnya untuk memudahkan kita, termasuk dalam berkomunikasi dan bertransaksi.

Elektronik cash itu adalah salah satu inovasi dalam transaksi keuangan perbankkan dengan tujuan memudahkan melakukan pembayaran atau transfer sehingga tidak lagi dihambat oleh jarak antara produsen dan konsumen.

Namun dalam setiap kemajuan teknologi selalu ada sisi lemah yang perlu kita waspadai dalam elektronik cash adalah pemanfaatan oleh pihak ketiga untuk ruang lemah dari kehadiran teknologi baru dalam keuangan.

"Karena itu, kewaspadaan pertama yang kita bangun adalah tidak mudah percaya dalam bertransaksi, tentu pada saat bertransaksi harus yakin bahwa orang yang kita transaksi adalah orang yang kita kontak dalam komiditi yang sedang kita inginkan," ujar Pengamat Ekonomi Untan, Eddy Suratman.

Baca: Chester Bennington Pernah Trauma Jadi Korban Kekerasan Seksual

Baca: 6 Riwayat Depresi Sang Vokalis Linkin Park! Itukah Pemicu Ia Gantung Diri?

Jadi elektronik cash tetap ada sisi lemahnya, setelah saya pelajari mirip penipuan yang berlangsung diproses keuangan biasa, sebelum ini masih sampai dengan sekarang, diumumkan untuk mendapatkan hadiah dari kegiatan suatu kompetisi, atau produk, kita diumumkan hadial mobil dan lain sebagainya.

Kita akan dikontak untuk membayar terlebih dahulu pajaknya, atau dalam hal lain seperti di kampus, Prof Eddy Suratman diundang untuk dikemenderesikti menghadiri acara seminar di Jakarta, dari sekian yang ada Eddy Suratman dipilih, dan kontak nomor dibawah ini untuk transfer biaya perjalanan.

Jika kita tidak waspada, maka akan kita kontak dan diarahkan pergi ke ATM, nanti ditanyakan berapa saldo kita, dan diarahkan untuk mentransfer ke dia pada akhirnya, hal yang sama juga bisa terjadi, bedanya jika dulu ada waktu berpikir untuk ke ATM namun sekarang tidak ada waktu karena cukup dengan handphone.

Teknologi untuk memudahkan namun teknologi dimanfaatkan untuk penipuan, maka dari itu waspada.

Dijelaskannya dengan kemudahan teknologi, data pribadi kita gampang diakses, maka dari itu jika ada yang menghubungi kita respon pertama adalah waspada, sesusah apapun hidup kita, jika ada yang memberitahu mendapat hadiah kita akan girang, dan jika terlalu gembira otak tidak berfungsi, maka dari itu harus tetap waspada.

Sebenarnya penipuan dari sisi kita, jika kita mudah percaya dengan orang maka akan cepat, umumnya korban penipuan tidak mempunya kontrol atas dirinya, kedua kalau transaksi saya lebih percaya dengan membayar langsung, tidak diarahkan dengan orang lain, jadi kita saja yang berinisiatif untuk mentransfer.

"Saya tetap mengandalkan pembayaran konvensional, tidak mudah percaya dengan pembayaran elektronik kecuali dengan data yang saya yakini, e-cash juga sudah lebih maju dari sms banking, saya lebih memilih membayar ke ATM daripada menggunakan handpone, jadi kehatian-hatian seperti itu masih dilakukan," imbuhnya.

Teknologi seperti ini adalah keniscayaan, peradaban kita semakin maju, inovasi dilakukan terus menerus untuk memudahkan kita dalam kehidupan bertransaksi, yang perlu kita tanamkan dalam diri dan orang sekitar kita adalah kewaspadaan, tidak mudah percaya, karena semakin mudah bertransaksi juga semakin mudah orang melakukan penipuan terhadap teknologi itu, maka dari itu perlu diiringi dengan kewaspadaan yang berlipat kewaspadaan kita, itu kuncinya.

Pasar masa depan sudah beda dengan pasar ekonomi kita, pasar mada depan sudah ada dihandphone, dan komputer, orang tidak ke pasar tapi di rumah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved