Hadiri Permintaan Maaf Secara Adat, Martin Imbau Pertahankan Adat Melayu untuk Islah
Sebab itu saya mewakili Pemerintah Daerah Ketapang berterimakasih kepada Bapak Morkes dan seluruh jajaran MABM.
Penulis: Subandi | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Bupati Ketapang, Martin Rantan menghadiri acara adat Melayu untuk islah atau mendamaikan pihak terkait pembakaran mobil Ketua Front Perjuangan Rakyat Ketapang (FPRK), Isa Anshari yang terjadi beberapa waktu lalu.
Kegiatan acra adat dilaksanakan Majlis Adat Budaya Melayu (MABM) Ketapang di Rumah Adat Melayu Ketapang, Kamis (13/4) malam. “Kita di sini dalam rangka menyaksikan peristiwa penting,” kata Bupati menyampaikan kata sambutannya saat acara berlangsung.
Peristiwa penting ini maksudnya adalah perdamaian dan saling memaafkan. Sehingga dari hasil perdamaian membuat keteduhan bagi masyarakat Ketapang. Sehingga tidak menimbulkan potensi-potensi konflik yang bisa membuat kekacawan di khususnya di Ketapang.
“Sikap saling memaafkan dan berdamai itu sangat penting. Sebab itu saya mewakili Pemerintah Daerah Ketapang berterimakasih kepada Bapak Morkes dan seluruh jajaran MABM. Lantaran telah berinisiasi peristiwa penting perdamaian ini,” ungkapnya.
Baca: Tersangka Pembakar Mobil Ketua FPRK Meminta Maaf
Ia berharap tradisi seperti ini tetap terjaga seterusnya. Sehingga Ketapang menjadi sebuah negeri yang tetap aman dan damai. Sehingga Pemerintah bersama masyarakat bisa membangun daerah tanpa ada gangguan tak diinginkan.
Ditegaskannya perdamaian di Ketapang perlu dijaga semua. Sehingga Ketapang menjadi daerah paling aman. “Saya yakin dengan situasi penuh kekeluargaan seperti ini. Maka kelak Ketapang bisa maju dan masyarakatnya menjadi sejahtera,” ucapnya.