Masalah Ekonomi dan Sosial Bisa Selesai Jika Anak Muda Punya Ini
Banyak hal yang bisa dilakukan seseorang yaitu dengan berpikir kreatif sehingga menghasilkan produk inovatif.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Rizky Zulham

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Permasalahan ekonomi yang dihadapi masyarakat menurut Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura, Dr M Irfani Hendri SE MSI harusnya bisa terselesaikan jika anak muda mempunyai sociopreneurship.
Banyak hal yang bisa dilakukan seseorang yaitu dengan berpikir kreatif sehingga menghasilkan produk inovatif.
Irfani mengatakan sociopreneurship sendiri adalah membangun jiwa kewirausahaan dengan melihat permasalahan sosial dan ekonomi yang ada di masyarakat.
Sociopreneurship kata Irfani bisa mengcover segala sendi kehidupan di masyarakat karena berkaitan dengan masalah sosial dan ekonomi yang ada di masyarakat.
Baca: Suasana Taman Kota Ketapang Jelang Sore Hari
"Intinya seorang sociopreneur setiap melihat, mendengar masalah sosial dan ekonomi yang ada di masyarakat akan berusaha mencari solusinya dengan cara yang kreatif dan tidak tergantung pada bantuan atau pertolongan dari orang lain," ujar Irfani pada Minggu, (15/1/2017).
Misalnya kata Irfani ada anak muda di Kota Pontianak yang membuat aplikasi tentang pengelolaan sampah, ada juga yang membuat aplikasi pencari makanan atau kuliner untuk membantu PKL yang jualan makanan.
Selain itu melalui kreativitas kata dia, bisa juga dikembangkan ecoutorism dengan berbagai keterbatasan sarana dan infrastruktur.
"Persoalan di lapangan tidak akan membuat seorang sociopreneur berdiam diri, bahkan masalah tersebut mampu dijadikan peluang denga cara-cara yang kreatif. Sociopreneurship sangat berpotensi dikembangkan di Kalbar karena begitu banyaknya masalah yang dihadapi baik dalam bidang UMKM, kemiskinan, sanitasi, sampah, infrastruktur dan sebagainya," ujar Irfani.
Selain itu Kalbar kata Irfani mendapatkan bonus demographi ditambah masyarakat dan generasi muda yang hidup di era digital.
Sehingga bonus demographi ini ia katakan seharusnya mulai dikelola untuk melakukan hal-hal yang produktif.
Hal produktif tersebut kata dia dapat diwujudkan dengan mengembangkan sociopreneurship di kalangan anak-anak muda.
"Sehingga berbagai permasalahan baik yang berkaitan dengan masalah ekonomi, pendidikan, sanitasi, dan lainya tidak hanya menjadi beban bagi pemerintah saja. Tetapi juga dapat menjadi sebuah peluang kreatif bagi anak muda yang berkiprah sebagai seorang sociopreneur. Contoh sociopreneurship di Pontianak yang punya lembaga kursus bahasa inggris bisa memberikan beasiswa kursus gratis bagi anak pedagang kaki lima," ujar Irfani.