Di SMS Pulang Disuruh Cuci Piring, Polisi ini Bunuh Istrinya Bersama Temannya
Pelaku sempat memukul istrinya itu dibagian wajah depan yang membuat hidung istrinya memar dan keluar darah.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, DEPOK - Anggota Pam Obvit Polresta Depok, Bripka Triyono, mengakui dirinya bersama rekannya Rahmat alias Mamat alias Madun telah membunuh istrinya Ratnita Handriani (37) di rumah mereka di Jalan Perjuangan, RT 02, RW 08, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok.
Pembunuhan dilakukan Bripka Triyono bersama Mamat pada Minggu (27/3/2016) subuh. Sebelumnya Triyono sempat cekcok dengan istrinya itu.
Motif pembunuhan karena Bripka Triyono mengaku kesal kerap dimarahi istrinya itu. Ia menganggap istrinya terlalu cerewet dan sering marah-marah.
Setelah bertengkar, Bripka Triyono pergi dari rumahnya Sabtu tengah malam, dan menginap di rumah rekannya Rahmat, di Cimanggis.
Saat bersama temannya itu, kekesalan Bripka Triyono kepada istrinya memuncak, saat menerima sms istrinya yang menyuruhnya mencuci piring. Sebagai seorang lelaki, Bripka Triyono tersinggung dan akhirnya mengajak rekannya membunuh istrinya.
Kapolresta Depok Kombes Dwiyono menuturkan dari motif kesal itulah, Bripka Triyono memutuskan menghabisi istrinya.
Ia bersama Mamat mendatangi rumahnya dan menghabisi istrinya yang sedang tertidur.
Sementara kedua anak mereka, seorang perempuan berusia 7 tahun dan seorang lelaki berusia 4 tahun tidur di kamar lain.
Dari kondisi jenazah, kata Dwiyono, diketahui pelaku sempat memukul istrinya itu dibagian wajah depan yang membuat hidung istrinya memar dan keluar darah.
Karenanya dipastikan ada pukulan ke wajah korban tepatnya di bagian hidung sebelum tewas. Diduga karena pukulan itu, korban tak sadarkan duri.
Saat itulah kata dia, Triyono menyuruh Mamat membekap istrinya dengan bantal hingga tewas. Sementara Triyono memegangi kaki istrinya.
Usai menghabisi istrinya, keduanya lalu merancang agar seolah-olah tewasnya Ratnita bukan karena dibunuh.
Mereka menunggu sampai Minggu malam, pukul 19.30, dimana Bripka Triyono meminta bantuan Ketua RT setempat untuk membangunkan istrinya. Alasan Triyono karena istrinya selalu marah-marah jika ia yang membangunkan istrinya itu.
Saat itulah akhirnya diketahui Ratnita meninggal dunia.
"Namun untuk memastikan penyebab tewasnya korban, apakah karena pukulan atau dibekap, kami tunggu hasil autopsi dari RS Polri Sukanto," kata Dwiyono, Senin (28/3/2016).
Menurutnya hasil autopsi itu juga untuk melengkapi barang bukti. Dari lokasi kejadian kata Dwiyono pihaknya menyita sejumlah barang bukti diantaranya bantal warna biru, kerudung, celana dalam hitam, kaos dalam hitam dan anting korban. "Motifnya pelaku mengaku kesal sering dimarahi pelaku," kata Dwiyono.